Kamis, 11 Juli 2013

Perkembangan biologis Dan perseptual anak




Perkembangan Biologis Dan Perseptual Anak
A. Pengertian Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak

Perkembangan biologis yaitu perkembangan sangat berkaitan erat dengan terjadinya proses evolusi manusia.

Sedangkan perkembangan perseptual yaitu proses pengenalan individu terhadap lingkungannya, atau kemampuan intelek untuk mencarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indra. Semua informasi tentang lingkungannya itu kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak.


B. Faktor Hereditas dan Lingkungan dalam Perkembangan Anak

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna jika dibanding makhluk-makhluk lainnya. Manusia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan potensi yang dimilikinya, manusia dapat berkembang dan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya baik secara fisik ataupun psikis. Dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan intelektual individu yaitu :

1. Faktor Hereditas

Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen”. Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai agam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.

Warisan atau turunan tersebut yang terpenting, antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat-sifat, dan penyakit.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Dalam lapangan pendidikan, arti lingkungan itu luas sekali, yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak, dalam alam semesta ini.

Lingkungan ini mengitari manusia sejak manusia dilahirkan sampai dengan meninggalnya. Antara lingkungan dan manusia ada pengaruh yang timbal balik, artinya lingkungan mempengaruhi manusia, dan sebaliknya, manusia juga mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.

Ki Hajar Dewantara, membedakan lingkungan pendidikan menjadi tiga, dan kita kenal dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu :

a.) Keluarga

Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mapan, umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak mampu. Demikian pula anak yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.

b.) Sekolah

Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.

Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.

c.) Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.

Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban. Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.


C. Perkembangan Fisik dan Perseptual Anak Sekolah Dasar

a.) Perkembangan Fisik

Usia anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Rentang usia tersebut disebut sebagai masa anak. Yaitu fase antara masa kanak-kanak dan masa remaja.

Secara fisik, anak pada usia SD memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan fisik anak dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan.

Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan fisik anak SD ini mencakup aspek-aspek :

1. Tinggi dan Berat Badan

Pertumbuhan fisik anak usia SD bila dibanding dengan masa usia remaja dan usia dini cenderung lebih lambat dan bersifat konsisten. Perkembangan ini berlangsung sampai terjadinya perubahan besar pada awal pubertas.

Tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah, penambahan itu diperkirakan berkisar 2,5 - 3,5 kg dan 5 – 7 cm pertahun. Kaki anak lazimnya menjadi bertambah panjang dan tubuhnya bertambah kurus. Kekuatan fisik umumnya meningkat dua kali lipat. Selain faktor kematangan, unsur latihan juga sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot.

2. Proporsi dan Bentuk Tubuh

Proporsi dan bentuk tubuh anak usia SD kelas-kelas awal umumnya kurang seimbang. Kekuranganseimbangan tubuh anak dapat diamati pada bagian kepala, badan, dan kaki. Kepala masih terlalu besar jika dibanding bagian tubuh lainnya. Jaringan lemak anak SD berkembang lebih cepat dari pada jaringan ototnya.

Berdasarkan tipologoi Sheldon, ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD yaitu :

(a) endomorph, yaitu yang tampak lebih luar berbentuk gemuk dan berbadan besar.

(b) mesomorph, yang kelihatan kokoh, kuat, dan lebih kekar.

(c) ectomorph yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot.

Kondisi proporsi dan bentuk tubuh anak dapat memberikan dampak psikologis tertentu kepada anak. Kondisi proporsi dan bentuk tubuh yang kurang seimbang dapat menumbuhkan sikap-sikap negatif, bahkan penolokan terhadap dirinya sendiri.

3. Otak

Pertumbuhan otak dan sistem syarafmerupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Didalam otak terdapat pusat-pusat saraf yang mengendalikan perilaku individu, yang berhubungan dengan perilaku kognisi juga emosi. Dalam otak bagian tengah terdapat sistem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdala.

Bila dibanding pertumbuhan bagian-bagian tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat. Pertumbuhan otak itu terjadi pada masa usia dini.

Hal yang perlu dicatat bahwa kematangan otak yang yang dikombinasi dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Dalam hal ini diperlukan kebutuhan nutrisi dan rangsangan – rangsangan yang membuat otak anak tersebut berfungsi.

4. Ketrampilan Motorik

Kemampuan gerak motorik menjadi jauh lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada sebelumnya selama masa anak. Anak laki-laki lazimnya memiliki kemampuan yang lebih baik daripada perempuan, karena jumlah sel otot laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Anak-anak usia SD lebih mampu mengendalikan tubuhnya sehingga dapat duduk dan memperhatikan sesuatu secara lebih lama. Namun anak SD lebih suka melakukan berbagai aktifitas fisik daripada berdiaam diri.

b.) Perkembangan Perseptual

Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses perkenalan individu terthadap lingkunganya. Semua informasi tentang lingkungannya itu sampai kepada individu melalui alat-alat indra yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke bagian otak.

Ada tiga proses aktivitas perseptual yang perlu dipahami, yakni :

a.) Sensasi, yaitu peristiwa penerimaan informasi oleh indra penerima,

Sensasi berlangsung disaat terjadi kontak antara informasi dengan indra penerima. Dengan demikian, dalam sensasi terjadi proses deteksi informasi secara indrawi.

b.) Persepsi, yaitu interprestasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra penerima,

Misalnya : orang menjadi tahu kalau suara yang didengarnya adalah suara musik, binatang, mobil dsb. Dalam prosesnya, sensasi dan persepsi mungkin itu sulit untuk dipisahkan. Artinya kedua proses itu merupakan sesuatu yang berlangsung secara bersamaan.

Dilihat dari keragaman indra penerima informasi, persepsi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Persepsi Visual

Persepsi visual adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan. Persepsi ini sangat mengutamakan peran indra penglihatan (mata) dalam proses perseptualnya. Dengan demikian proses perkembanganya tergantung pada fungsi indra mata.

Akomodasi adalah proses penyesuaian bentuk lensa mata terhadap objek yang dilihat sesuai dengan jarak yang penglihatanya. Bayi menunjukan respon akomodasi yang akurat pada usia 5-6 bulan.

Dilihat dari dimensinya, ada 6 jenis persepsi visual yang dapat dibedakan yakni: persepsi konstanitas ukuran, persepsi objek atau gambar pokok dan latar, persepsi keseluruhan dan bagian, persepsi kedalam, persepsi tilikan ruang, dan persepsi gerakan.

- Persepsi konstanitas ukuran adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki suatu ukuran yang konstan mekipun jaraknya bervariasi. Secara lebih kompleks persepsi ini juga merupakan kemampuan untuk menimbangsecara ukuran objek yang berbeda dengan jarak pandang yang bervariasi pula.

- Persepsi tentang objek memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang berada pada suatu latar yang membingungkan. Persepsi ini meningkat pada usia 4-8 tahun.

- Persepsi keseluruhan dan bagian merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek dari keseluruhanya. Persepsi ini meningkat cepat pada anak usia 9 tahun.

- Persepsi kedalaman merupakan kemampuan individu untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu objek. Perkembangannya dari bayi berumur 6 bulan dan mencapai kematangan pada 10 tahun.

- Orientasi tilikan ruang merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal dan mengukur dimensi ruang.

- Persepsi gerakan melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau perpindahan objek oleh mata.

2. Persepsi Pendengaran

Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga.

3. Persepsepsi Lainnya

Disamping persepsi diatas, ada persepsi yang menggunakan indra lainnya seperti sentuhan, penciuman, rasa, serta keseimbangan tubuh.


c.) Atensi, mengacu kepada selektifitas persepsi.

Dengan atensi kesadaran seseorang bisa hanya tertuju kepada suatu objek dan informasi dengan mengabaikan objek-objek lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar